Selasa, 23 Oktober 2012
ASKEB KELUARGA
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan merata. Khususnya pada daerah pedesaan
pemerintah telah mengupayakan pelayanan kesehatan khususnya pada program
kesehatan anak ibu remaja serta keluarga berencana. Dengan harapan dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi, angka kelahiran yang mengacu pada
program sasaran kesehatan anak
Disamping itu,
sesuai dengan MDGs 2015 yang telah ditingkatkan oleh dunia bahwa masih banyak
jumlah kejadian kematian ibu dan anak, yang terjadi di beberapa negara. Salah satunya
Indonesia. Dimana masih banyak ibu hamil, bersalin, dan menyusui yang mengalami
komplikasi hingga terjadi kematian. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain tingkat pengetahuan ibu akan pentingnya pemeriksaan
kehamilan secara rutin, perhatian keluarga yang kurang, status ekonomi, petugas
kesehatan, fasilitas kesehatan yang kurang menjangkau rumah warga, dll.
Sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan, maka di setiap desa
didirikan polindes. Polindes merupakan wilayah yang berperan utama dalam
memberikan pelayanan dan informasi kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
wilayah kerjanya atau berperan sebagai ujung tombak dalam pembagunan kesehatan.
Didalamnya terdapat berbagai macam
wadah kegiatan kesehatan termasuk pemeriksaan rutin ibu hamil untuk mendeteksi
dini adanya komplikasi sehingga dapat dilakukan pencegahan dini dan pengobatan
lebih cepat dan tepat.
Dalam rangka mempraktikkan ajaran kebidanan
komunitas, khususnya kesehatan ibu, anak, remaja serta keluarga berencana maka
diadakan kegiatan praktik kerja lapangan bagi mahasiswa Kebidanan Widya Cipta Husada Kepanjen-Malang.
Praktek kebidanan komunitas ini
dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran secara nyata kepada mahasiswa tentang
pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak, remaja serta keluarga berencana di
wilayah kerja polindes.
- Tujuan Umum
Setelah akhir praktik kebidanan komunitas,
mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga dan
masyarakat.
- Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik kebidanan komunitas mahasiswa dapat :
- Mengidentifikasi keadaan wilayah tempat kebidanan komunitas.
- Menerapkan asuhan kebidanan komunitas yang meliputi :
- Observasi
Dengan mengumpulkan data melalui observasi langsung pada
masyarakat pada saat survey.
- Wawancara
Mengumpulan data melalui wawancara pada kepala keluarga
atau anggota keluarga.
- Studi Kepustakaan
Dengan membaca literatur yang berhubungan dengan
penulisan laporan praktek kebidanan komunitas.
Sistematika penulisan laporan praktek
kebidanan komunitas ini terdiri dari lima
bagian yaitu :
BAB I Pendahuluan
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.2 Konsep Dasar Kehamilan
BAB III Hasil Pelaksanan Praktek Kebidanan Komunitas
3.1
Pengkajian Data
3.2 Perumusan
Masalah
3.3
Perencanaan
3.4
Pelaksanaan
3.5 Evaluasi
BAB IV Pembahasan
BAB V Kesimpualan
5.1
Kesimpulan
5.2 Saran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga
(bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga"
yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah.
(Wikipedia,
2009)
Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2009 ), keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Sedangkan menurut Salvicion dan Ara Celis (2005),
keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Berdasarkan beberapa pengertian yang terangkum
sedemikian sehingga seperti diuraikan diatas, secara umum definisi sebuah
keluarga ialah sama. Namun beberapa diuraikan secara jelas dan dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah :
(Kebidanan
Komunitas, 2009)
Berbagai
peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya,
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Kebidanan Komunitas, 2009)
b. Fungsi Psikologis :
c. Fungsi sosialisasi :
d. Fungsi ekonomi :
e. Fungsi pendidikan :
(Buku
Ajar Kebidanan Komunitas, 2009)
Perawatan
kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Alasan
Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
(Kebidanan
Komunitas, 2009)
Kehamilan adalah
pertemuan sel telur dan sel sperma yang diikuti dengan nidasi dan implantasi
\ (Buu Saku Kebidanan, 2010)
Biasanya terjadi di
bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Jika terjadi
dipagi hari, maka disebut morning
sickness. Jika mual muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama.
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bias
pingsan.
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu
makan timbul kembali.
Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
selama antenatal care:
(Konsep Kebidanan, 2010)
Kepada
ibu hamil diberikan nasihat-nasihat untuk memelihara kesehatannya selama hamil,
nifas, dan laktasi.
Pada dasarnya ibu hamil dianjurkan makan dengan menu gizi seimbang.
Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai
15 kilogram selama hamil. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari ½
kg/minggu.
Secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin serta menimbulkan kelahiran dengan berat badan rendah bahkan dapat
menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental.
Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan. Bekerjalah sesuai dengan
kemampuan, dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan.
Catatan:
Wanita
hamil mendapati hak cuti hamil tiga bulan, yang dapat diambil sebulan menjelang
kelahiran dan dua bulan setelah persalinan.
Wanita bekerja harus sering istirahat.
Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu
ramai, sesak, dan panas lebih baik dihindari karena dapat menimbulkan jatuh
pingsan
Bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih
otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dalam persalinan normal.
Senam hamil ditujukkan bagi ibu hamil tanpa kelainan seperti penyakit jantung,
penyakit ginjal, anemia, dll. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar
24 sampai 28 minggu.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonata, 2002 : N-32)
BAB 3
ASUHAN KELUARGA
DENGAN MASALAH KEBIDANAN
Tanggal 18 Januari 2012, Jam 15.00 WIB
Data subyektif
Nama KK :
Tn. N
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Umur :
40 tahun
Agama :
Islam
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan :
Guru
Penghasilan :
± 1.050.000 /
bln
Suku bangsa :
Jawa/Indonesia
Alamat :
Dusun Ketawang, RT 03/RW 02, Desa
Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang
No |
Nama |
Umur |
L/P |
Agama |
Hubungan Keluarga |
Pendidikan |
Pekerjaan |
1 |
Tn. N |
40 |
L |
Islam
|
Suami |
SMA |
Guru |
2 |
Ny. F |
40 |
P |
Islam
|
Istri |
SD |
IRT |
3 |
Ny. I |
21 |
P |
Islam
|
Anak |
SMA |
IRT |
4 |
An. R |
17 |
L |
Islam
|
Anak |
SMA |
Pelajar |
5. |
Tn. A |
27 |
L |
Islam
|
Menantu |
SMA |
Kary.Swasta |
Keterangan :
: Perempuan
: Klien
Dalam keluarga yang mengambil keputusan dan memutuskan suatu permasalahan dalam keluarga melalui musyawarah anggota keluarga, dengan pengambil keputusan ialah kepala keluarga yaitu Tn. “N”.
Hubungan antara keluarga harmonis, baik antara ibu dan anak atau antara
istri dengan suami, serta dengan
menantu cukup baik. Pola dalam mengasuh anak ialah bebas dilindungi.
Kebiasaan istirahat keluarga tidak
teratur tergantung pada kemauan dan kesibukan masing-masing:
Dalam sehari anggota keluarga mandi 2 x sehari, gosok
gigi 2 x sehari menggunakan pasta gigi, anggota kelaurga mengganti pakaian 1 x
sehari dan Ny”F” dan Ny. “I” mengganti pakaian dalam 2 x sehari setiap selesai mandi atau
apabila basah.
Pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x
sehari dan tidak ada gangguan ataupun keluhan.
Ibu menggangap bahwa pekerjaan rumah yang dilakukan
merupakan olah raga bagi ibu. Demikian halnya dengan suami.
Ibu beserta seluruh anggota keluarga jarang berekreasi.
Keluarga selalu menggunakan waktu senggangnya untuk menonton TV.
Setiap
bulan Tn “N”
mendapat menghasilan ± Rp. 1.050.000,- yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ny. “F” tidak mendapat
penghasilan. Tn “N” memiliki kepercayaan pada Ny “F" untuk mengatur keuangan keluarga.
Sedangkan Tn. “A” sebagai
karyawan swasta memiliki penghasilan sendiri yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya dengan Ny. I”
Dalam keluarga tidak
ada anggota keluarga yang tidak bisa membaca atau buta huruf, selain itu tidak
ada anggota keluarga yang memiliki ketranpilan khusus.
Tn. N. dan Ny.F. , serta anak dan menentunya adalah sama-sama suku jawa
dan beragama Islam.
Hubungan
anggota keluarga dengan tetangga tidak ada konflik, ibu sering ikut kegiatan
tahlilan dan aktif PKK sebelum sakit.
Rumah yang ditempati Tn “N” adalah milik sendiri, dengan luas bangunan lebih
dari 36 m, dan terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1
dapur. Ventilasi rumah berupa jendela tertutup dengan sirkulasi udara dan
cahaya cukup. Kamar mandi dan WC latrine di belakang rumah
Denah rumah
Lantai rumah dari keramik, diding tembok,
ventilasi jendela tertutup,, penerangan listrik , cahaya masuk cukup.
Halaman rumah cukup bersih, keadaan rumah pun juga cukup
bersih.
Air berasal dari air sumur, jernih, tidak berbau dan
tidak berasa.
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak sumber
air < 10 meter.
Pembuangan limbah rumah melalui resapan.
Pembuangan sampah diambil petugas.
Keluarga Tn “N” biasa berobat ke tenaga kesehatan bila ada yang sakit, didekat rumah ada mantri, maka keluarga ini
sering berobat ke mantri sebagai pertolongan pertama.
Dalam keluarga suka bergurau dan dalam keluarga terbiasa
bersikap terbuka.
Selama ini ibu menggunakan KB suntik 3 bulanan selama 4 tahun setelah melahirkan anak pertama.
Lalu ibu melahirkan anak kedua dan ibu
menggunakan KB suntik 3 bulanan lagi hingga sekarang.
Data obyektif
Kesadaran Umum :
Baik
Kesadaran :
Composmentis
TD :
100/70
Nadi :
84x/ menit
RR :
24x/ menit
Suhu :
36,5º C
BB sebelum
hamil : 50 kg
BB sekarang : 56 kg
TB :
150 cm
HPHT :
12-08-2011
TP : 5-5-2012
Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak rontok, panjang
dan lurus.
Muka : Tidak oedema, tidak pucat.
Mata : Simetrs,
konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning.
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada sekret.
Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran/ serumen, pendengaran
normal.
Mulut : Bibir tidak kering/ pecah-pecah, tidak ada
karies gigi.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, maupun
bendungan vena jugularis.
Dada : Payudara simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mammae.
Perut : Tidak ada bekas luka operasi, striae livide ada, linea alba,
Genetalia : Tidak terkaji
Anus :
Tidak terkaji
Leher :
Tidak teraba pembesaran vena jugularis maupun kelenjar tiroid.
Payudara : Tidak teraba benjolan abnormal.
Abdomen
: Leopold I : TFU setinggi pusat, 23 cm, fundus teraba bagian keras, memanjang, seperti papan yaitu punggung janin
Leopold II : teraba
punggung janin sebelah fundus
Leopold III : kepala belum masuk PAP
Leopold IV : belum
Dada : Pernafasan normal, tidak terdengar bunyi
wheezing, ronchi.
Perut : DJJ 135 x/menit
Dx : Ny “ I “ G1 P1001 Ab000 UK 24-26
Minggu, Tunggal/Hidup/Intaruterin dengan Hyperemesis Gravidarum.
Ds : Ibu mengatakan terus mual hingga muntah sehingga tidak mau makan, ibu lemas, dan merasa
pusing
Do : Pemeriksaan Umum
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 84x/
menit
RR : 24x/
menit
Suhu : 36,5º C
BB sebelum : 50 kg
BB sekarang :
56 kg
TB : 157 cm
HPHT :
12-08-2011
TP : 5-5-2012
Abdomen :Leopold
I : TFU
setinggi pusat,
23 cm, fundus teraba bagian keras,
memanjang, seperti papan yaitu punggung janin
Leopold II : teraba
punggung janin sebelah fundus
Leopold
III : kepala belum masuk PAP
Leopold IV : belum
Tanggal : 18 Januari 2012
Pukul : 15.10 WIB
Dx : Ny “ I “ G1 P1001 Ab000 UK 24-26
Minggu, Tunggal/Hidup/Intaruterin dengan Hyperemesis Gravidarum.
Tujuan : Setelah
dilakukan asuhan kebidanan, diharapkan mual dan muntah berkurang atau sampai dengan hilang.
Kriteria
Hasil : - Ibu dapat tercukupi nutrisinya
- Ibu dapat beraktivitas kembali
- TTV ibu dalam batas normal
Intervensi:
R/ Komunikasi terapeutik meningkatkan kepercayaan ibu terhadap
tenaga kesehatan
R/ Ibu
memahami tentang kondisinya dan kooperatif dalam tindakan
R/ Pengaturan
pola makan dapat menurunkan rangsangan mual dan muntah ibu
R/ Menghindari bau-bauan maupun makanan yang berbumbu
menyengat dapat meningkatkan mual
R/ Terapi oral yang sesuai dengan anfis dokter
akan membantu memulihkan keadaan ibu dan mengobati mual muntah ibu.
.
D. PELAKSANAAN
Tanggal
: 18 Januari 2012
Pukul
: 15.20 WIB
- Melakukan komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga untuk memberikan rasa empati dan simpati sehingga ibu lebih kooperatif dalam tindakan.
- Menjelaskan Ibu tentang hasil pemeriksaan sementara:
TD :
100/70 mmHg
Nadi :
84x/ menit
RR :
24x/ menit
Suhu :
36,5º C
BB sebelum hamil : 50 kg
BB sekarang :
56 kg
TB :
157 cm
HPHT :
12-08-2011
TP : 5-5-2012
Abdomen : Leopold I : TFU setinggi pusat, 23 cm,
fundus teraba bagian keras,
memanjang, seperti papan yaitu punggung janin
Leopold II : teraba punggung janin sebelah fundus
Leopold III : kepala belum masuk PAP
Leopold IV : belum
- Memberikan KIE kepada ibu untuk makan dengan porsi yang sedikit namun sering, dengan makanan diusahakan disajikan dalam keadaamn hangat, dengan harapan dapat mengurangi atau menekan rangsangan mual sehingga tidak terjadi muntah. Disamping itu ibu dapat makan biskuit kering untuk menghindari mual, dan dapat pula menghirup kulit jeruk yang membantu menghilangkan mual.
- Memberikan KIE pada ibu untuk pemilihan makanan yang tidak memiliki bumbu yang begitu menyengat, serta menghindari bau-bauan yang mungkin dapat merangsang mual ibu.
- Mengingatkan ibu untuk meminum obat dari dokter secara teratur dan sesuai anjuran dokter.
Tanggal 18 Januari 2012 Pukul 15.25 WIB
S : Ibu
mengatakan sudah mengerti dan paham mengenai penjelasan petugas
O : Ibu nampak mengerti dan
paham tentang penjelasan yang diberikan petugas, dan ibu mengatakan mau
melakukan anjuran yang diberikan
A :Ny
“ I “ G1 P1001 Ab000 UK 24-26 Minggu, Tunggal/Hidup/Intaruterin dengan
Hyperemesis Gravidarum.
P : Anjurkan ibu untuk periksa hamil rutin dan minum
obat dari dokter secara rutin.
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada
kasus Ny ”I” GI P0000 Ab000
UK 24-25 minggu, T/H/I dengan Hypermesis Gravidarum, dalam
pengkajian data baik subyektif maupun obyektif sudah didapatkan tanda pasti
kehamilan seperti terdengarnya DJJ, terasa gerakan janin. Pada lagkah identifikasi
masalah/diagnosa ditemukan masalah hypermesis gravidarum yang sebenarnya dalam pengobatan
jalan oleh dokter SpOG. Dalam langkah V dan VI yaitu intervensi dan
implementasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara prkatek dan teori. Pada
evaluasi pun tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
Pada
pemeriksaan kehamilan yang perlu diutamakan adalah untuk mengatahui kesehatan
ibu dan janin dan memberikan KIE yang tepat sehingga apabila terjadi masalah
pada kehamilannya ibu dapat menerima keadaan tersebut dan dapat beradaptasi
dengan perubahan – perubahan yang terjadi selama masa kehamilan.
Didalam teori
dituliskan dengan menganggap semua ibu memiliki resiko tinggi maka dilakukan
pengawasan kehamilan atau yang dikenal dengan ANC (Antenatal Care).
Pemeriksaan ANC minimal dilakukan 4 kali kunjungan selama hamil yaitu sekali
pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ke tiga. Tujuan ANC adalah untuk mendeteksi adanya kelainan atau komplikasi
pada ibu dan janin dan keluhan selama kehamilan seperti masalah yang dialami
Ny. “I”.
Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa
pemeriksaan kehamilan sangat penting karena untuk mengetahui keadaan ibu dan
anaknya. Pemeriksaan kehamilan ini dilakukan untuk deteksi dini bila ada
penyulit.
BAB 5
PENUTUP
Diharapkan petugas kesehatan dapat memeberikan
penjelasan tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan secara rutin sebagai alat deteksi dini terjadinya
komplikasi ibu hamil. Sehingga dapat dilakukan penanganan secara dini.
Langganan:
Postingan (Atom)