1. Apa itu kanker serviks?
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada
daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama
wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV)
onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim,
apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ
lain di seluruh tubuh penderita.
2. Sebeberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit
kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang
menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun
terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian.
Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks
yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker
serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga
penyakit telah mencapai stadium lanjut.
3. Apa sebenarnya penyebab kanker serviks ini?
Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human
Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian
besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis
virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah
virus HPV tipe 16 dan 18.
Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal
pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan
kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
4. Bagaimana cara penularan kanker serviks ?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual,
terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini
dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ
genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim
tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya
menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Henah
lo, mangkanya jangan jajan yaa.
5. Mari kenali apa saja gejala kanker serviks ini?
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang
mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat
dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik
serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker
stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim
(contact bleeding).
keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
perdarahan di luar siklus menstruasi.
penurunan berat badan drastis.
Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan
menderita keluhan nyeri punggung
juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
6. Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum
menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang
berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk
mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal
yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan
waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga
positif menjadi kanker serviks.
7. Benarkah perokok berisiko terjangkit kanker serviks?
Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara
kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit
kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska
Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun
2001.
Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset
tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap
rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau
tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal
berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.
8. Selain perokok siapa saja yang berisiko terinfeksi?
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka
yang berusia antara 35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual
sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa
meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan
perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan
seksual. Semakin banyak lawan seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat
pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah lawan seksual,
jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker
leher rahim.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki
hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko
terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi
vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan
pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.
9. Bagaimana cara mendeteksinya?
Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi
kanker Serviks atau kanker leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya
cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis
pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah
dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada
teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang
dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
10. Bagaimana mencegah kanker serviks?
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis
penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan
satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya
pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang
sudah aktif secara seksual
dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan
kontak secara seksual
dan tentunya memelihara kesehatan tubuh
11. Seberapa penting memakai vaksinasi HPV?
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah
infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini
bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki
sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini
juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang
menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru
efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum
aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu
tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga
75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,-
sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.
12. Adakah efek samping dari vaksinasi ini?
Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh
dunia. Hasilnya tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek
samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan
bengkak di tempat suntikan.
Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan
gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil.
Namun, ibu menyusui boleh menerima vaksin ini.
13. Bisakah kanker serviks disembuhkan?
Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker
serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai
stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai
stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung
kemih, ginjal, dan lainnya.
Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup
membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih
harus mendapatkan erapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah
tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.
Pilih mana? mencegah dengan vaksinasi atau anda memilih
pengangkatan rahim, radiasi dan kemoteraphy yang masih juga belum ada jaminan
sembuh? Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?
inilah Tanda-Tanda, Penyebab, Cara Mencegah dan Mengobati Kanker Serviks
Apa itu Kanker Serviks
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher
rahim. Kanker serviks disebut juga kanker leher rahim atau kanker mulut rahim
dimulai pada lapisan serviks.
Kanker serviks terbentuk sangat perlahan. Pertama, beberapa
sel berubah dari normal menjadi sel-sel pra-kanker dan kemudian menjadi sel
kanker. Ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih cepat.
Perubahan ini sering disebut displasia. Mereka dapat ditemukan dengan tes Pap
Smear dan dapat diobati untuk mencegah terjadinya kanker.
Untuk dapat memahami kanker serviks, ada baiknya kita
memahami terlebih dahulu anatomi rahim wanita.
Anatomi Rahim wanita
Leher rahim (serviks) adalah bagian bawah uterus (rahim).
Rahim memiliki 2 bagian. Bagian atas, disebut tubuh rahim, adalah tempat di
mana bayi tumbuh. Leher rahim, di bagian bawah, menghubungkan tubuh rahim ke
vagina, atau disebut juga jalan lahir.
Gambar organ reproduksi wanita:
Ada 2 jenis utama kanker serviks. Sekitar 8-9 dari 10 jenis
yang ada adalah karsinoma sel skuamosa. Di bawah mikroskop, kanker jenis ini
terbentuk dari sel-sel seperti sel-sel skuamosa yang menutupi permukaan serviks.
Sebagian besar sisanya adalah adenokarsinoma. Kanker ini dimulai pada sel-sel
kelenjar yang membuat lendir. Jarang terjadi, kanker serviks memiliki kedua
jenis fitur diatas dan disebut karsinoma campuran. Jenis lainnya (seperti
melanoma, sarkoma, dan limfoma) yang paling sering terjadi di bagian lain dari
tubuh. Jika Anda memiliki kanker serviks, mintalah dokter Anda untuk
menjelaskan jenis kanker apa yang Anda miliki.
Berapa banyak wanita terkena kanker serviks ?
Jumlah prevalensi wanita pengidap kanker serviks di
Indonesia terbilang cukup besar. Setiap hari, ditemukan 40-45 kasus baru dengan
jumlah kematian mencapai 20-25 orang. Sementara jumlah wanita yang berisiko
mengidapnya mencapai 48 juta orang. Dokter Laila Nuranna SpOG(K), Kepala Divisi
Onkologi Ginekologi Obstetri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
mengatakan bahwa sebagian besar kasus kanker serviks yang terdeteksi di rumah
sakit sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati. "Jika kanker ditemukan
lebih dini, penanganannya akan lebih mudah dan tingkat harapan hidup lebih
besar," katanya saat Diskusi Kampanye dan Upaya Penanganan Kanker Serviks
di Hotel Lumire Jakarta, Senin 12 April 2010.
Beberapa peneliti berpikir bahwa kanker serviks non-invasif
(yang hanya terjadi di leher rahim ketika ditemukan) adalah sekitar 4 kali
lebih umum daripada jenis kanker serviks yang invasif. Ketika ditemukan dan
diobati secara dini, kanker serviks seringkali dapat disembuhkan.
Kanker serviks cenderung terjadi pada wanita paruh baya.
Kebanyakan kasus ditemukan pada wanita yang dibawah 50 tahun. Ini jarang
terjadi pada wanita muda (usia 20 tahunan). Banyak wanita tidak tahu bahwa
ketika menjadi tua, mereka masih beresiko terkena kanker serviks. Itulah
sebabnya penting bagi wanita lebih tua untuk tetap menjalani tes Pap Smear
secara teratur
Pencegahan Kanker Serviks
Kebanyakan kanker serviks dapat dicegah. Ada 2 cara untuk
mencegah penyakit ini. Cara pertama adalah menemukan dan mengobati pra-kanker
sebelum menjadi kanker serviks, dan yang kedua adalah mencegah terjadinya
pra-kanker serviks.
Test Pap Smear: dinamakan sesuai dengan penemunya, Dr.
George Papanicolaou (1883-1962) dari Yunani. Test ini digunakan menyingkapkan
apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal dalam serviks (leher rahim).
Test Pap smear dapat dilakukan di RS, klinik dokter
kandungan ataupun laboratorium terdekat. Prosedurnya cepat (hanya memerlukan
waktu beberapa menit) dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan
haid ataupun hamil. Untuk hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan intim
minimal 3 hari sebelum pemeriksaan.
Gambar 1: dokter memasukkan (alat) speculum ke dalam liang
vagina untuk menahan dinding vagina tetap terbuka.
Gambar 2: Cairan/lendir rahim diambil dengan mengusapkan
(alat) spatula.
Gambar 3: Usapan tersebut kemudian dioleskan pada
obyek-glass
Gambar 4: sample siap dibawa ke laboratorium patologi untuk
diperiksa.
Jenis-Jenis Test Pap Smear:
Test Pap smear konvensional
Seperti gambar diatas.
Thin prep Pap.
Biasanya dilakukan bila hasil test Pap smear konvensional
kurang baik/kabur. Sample lendir diambil dengan alat khusus (cervix brush),
bukan dengan spatula kayu dan hasilnya tidak disapukan ke object-glass,
melainkan disemprot cairan khusus untuk memisahkan kontaminan, seperti darah
dan lendir sehingga hasil pemeriksaan lebih akurat.
Thin prep plus test HPV DNA
Dilakukan bila hasil test Pap smear kurang baik. Sampel
diperiksa apakah mengandung DNA virus HPV.
PEDOMAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS:
Para wanita harus mulai melakukan tes Pap smear sekitar 3
tahun setelah mereka mulai melakukan hubungan seks, tetapi tidak lebih tua dari
usia 21 tahun.
Pengujian harus dilakukan setiap tahun jika tes Pap smear
biasa digunakan, atau setiap 2 tahun sekali jika Pap smear berbasis cairan
digunakan.
Dimulai pada usia 30 tahun, para wanita yang mempunyai hasil
tes NORMAL sebanyak 3x berturut-turut mungkin dapat menjalani tes Pap smear
setiap 2 sampai 3 tahun sekali. Pilihan lainnya untuk wanita di atas 30an
adalah menjalani tes Pap smear setiap 3 tahun sekali plus tes HPV DNA.
Wanita yang memiliki faktor resiko tertentu (seperti infeksi
HIV atau punya imunitas lemah) harus mendapatkan tes Pap smear setiap tahun.
Wanita usia 70 tahun atau lebih tua dengan hasil tes Pap
NORMAL selama 3 tahun berturut-turut (dan tidak mempunyai hasil tes ABNORMAL
dalam 10 tahun terakhir) dapat memilih untuk berhenti melakukan tes Pap smear
ini. Tapi wanita yang telah menderita kanker serviks atau yang memiliki faktor
risiko lain (seperti yang disebutkan di atas) harus terus melalukan tes ini
selama mereka berada dalam kesehatan yang baik.
Wanita yang pernah menjalani total histerektomi juga dapat
memilih untuk berhenti melakukan tes Pap kecuali telah menjalani pembedahan untuk
mengobati kanker serviks atau pra-kanker. Wanita yang pernah menjalani
histerektomi sederhana (leher rahim tidak dihapus) harus tetap mengikuti
pedoman di atas.
Beberapa wanita percaya bahwa mereka bisa berhenti melakukan
tes Pap smear setelah mereka berhenti mempunyai anak. Ini tidak benar. Mereka
harus terus mengikuti pedoman diatas.
Pemeriksaan Panggul vs Tes Pap Smear
Banyak orang sering rancu antara pemeriksaan panggul vs tes
Pap smear, mungkin karena kedua hal ini sering dilakukan pada saat bersamaan.
Pemeriksaan panggul adalah bagian dari perawatan kesehatan rutin seorang
wanita. Selama pemeriksaan ini, dokter mungkin melihat dan merasakan organ
reproduksi. Beberapa wanita berpikir bahwa mereka tidak perlu pemeriksaan
panggul setelah mereka berhenti memiliki anak. Hal ini tidak benar.
Pemeriksaan panggul dapat membantu menemukan penyakit pada
organ kewanitaan. Tapi hal itu tidak akan menemukan kanker serviks pada stadium
awal. Untuk itu, tes Pap smear diperlukan. Tes Pap smear sering dilakukan
sesaat sebelum pemeriksaan panggul.
Alternatif lain Tes Pap Smear : Metode IVA
Untuk deteksi dini kanker serviks, selain test Pap Smear,
metoda lain yang dapat menjadi pilihan adalah IVA (Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat).
IVA digunakan untuk mendeteksi abnormalitas sel serviks Anda
setelah mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka3-5%) pada leher rahim. Asam
asetat menegaskan dan menandai lesi pra-kanker dengan perubahan warna agak
keputihan (acetowhite change). Hasilnya dapat diketahui saat itu juga atau
dalam waktu 15 menit.
Metode IVA mengandung kelebihan dibanding test Pap smear,
karena sangat sederhana (dapat dilakukan di Puskesmas), hasilnya cukup sensitif
dan harganya amat terjangkau (mulai Rp. 5000).
Berbeda dengan test Pap smear, pemeriksaan dengan metode IVA
juga dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat menstruasi, saat asuhan nifas
atau paska keguguran. Bila hasilnya bagus, kunjungan ulang untuk tes IVA adalah
setiap 5 tahun.
Gambar:Berbagai hasil test IVA
Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah
operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan
histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone
biopsy dapat menjadi pilihan.
Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:
Bila ukuran tumor < 4cm: radikal histerektomi ataupun
radioterapi dengan/tanpa kemo
Bila ukuran tumor >4cm: radioterapi dan kemoterapi
berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan
dengan histerektomi
Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan
radioterapi dan kemo berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB),
dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan
cisplatin.
Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan
adalah untuk mengangkat atau menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker.
Kadang-kadang pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal ini
disebut perawatan paliatif.
Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan
pengobatan Anda termasuk usia Anda, kesehatan Anda secara keseluruhan, dan
preferensi Anda sendiri. Seringkali cukup bijak untuk mendapatkan pendapat
kedua (second opinion) yang memberikan Anda perspektif lain dari penyakit Anda.
Pembedahan untuk Kanker Serviks
Ada beberapa jenis operasi untuk kanker serviks. Beberapa
melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi), yang lainnya tidak. Daftar ini
mencakup jenis operasi yang paling umum untuk kanker serviks.
Cryosurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair
dimasukkan ke dalam vagina dan pada leher rahim. Ini membunuh sel-sel abnormal
dengan cara membekukan mereka. Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker
serviks yang hanya ad adi dalam leher rahim (stadium 0), tapi bukan kanker
invasif yang telah menyebar ke luar leher rahim.
Bedah Laser
Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau
menghapus sebagian kecil dari jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan
laser hanya digunakan sebagai pengobatan untuk kanker serviks pra-invasif
(stadium 0).
Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher
rahim. Hal ini dilakukan dengan menggunakan pisau bedah atau laser tau
menggunakan kawat tipis yang dipanaskan oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP
atau LEETZ). Pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati
kanker serviks tahap awal (0 atau I). Hal ini jarang digunakan sebagai
satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker serviks stadium dini
yang mungkin ingin memiliki anak. Setelah biopsi, jaringan (berbentuk kerucut)
diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari kerucut itu
mengandung kanker atau pra-sel kanker, pengobatan lebih lanjut akan diperlukan
untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel kankernya telah diangkat.
Histerektomi
Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak
mencakup jaringan yang berada di dekatnya. Baik vagina maupun kelenjar getah
bening panggul tidak diangkat. Rahim dapat diangkat dengan cara operasi di
bagian depan perut (perut) atau melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang
wanita tidak bisa menjadi hamil. Histerektomi digunakan untuk mengobati
beberapa kanker serviks stadium awal (I). Hal ini juga digunakan untuk stadium
pra-kanker serviks (o), jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.
Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening
panggul: pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan
di dekatnya, bagian atas vagina yang berbatasan dengan leher rahim, dan
beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah panggul. Operasi ini
paling sering dilakukan melalui pemotongan melalui bagian depan perut dan
kurang sering melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi
hamil. Sebuah histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul
adalah pengobatan yang umum digunakan untuk kanker serviks stadium I, dan lebih
jarang juga digunakan pada beberapa kasus stadium II, terutama pada wanita
muda.
Dampak seksual dari histerektomi: Setelah histerektomi,
seorang wanita masih dapat merasakan kenikmatan seksual. Seorang wanita tidak
memerlukan rahim untuk mencapai orgasme. Jika kanker telah menyebabkan rasa
sakit atau perdarahan, meskipun demikian, operasi sebenarnya bisa memperbaiki
kehidupan seksual seorang wanita dengan cara menghentikan gejala-gejala ini.
Trachelektomi
Sebuah prosedur yang disebut trachelectomy radikal
memungkinkan wanita muda tertentu dengan kanker stadium awal untuk dapat
diobati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini melibatkan pengangkatan
serviks dan bagian atas vagina dan meletakkannya pada jahitan berbentuk seperti
kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim di dalam rahim. Kelenjar
getah bening di dekatnya juga diangkat. Operasi ini dilakukan baik melalui
vagina ataupun perut.
Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki
kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar.
Dalam sebuah penelitian, tingkat kehamilan setelah 5 tahun lebih dari 50%,
namun risiko keguguran lebih tinggi daripada wanita normal pada umumnya. Risiko
kanker kambuh kembali sesudah pendekatan ini cukup rendah.
Ekstenterasi Panggul
Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan di
atas, pada jenis operasi ini: kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus
besar juga diangkat. Operasi ini digunakan ketika kanker serviks kambuh kembali
setelah pengobatan sebelumnya.
Jika kandung kemih telah diangkat, sebuah cara baru untuk
menyimpan dan membuang air kecil diperlukan. Sepotong usus pendek dapat
digunakan untuk membuat kandung kemih baru. Urine dapat dikosongkan dengan
menempatkan sebuah tabung kecil (disebut kateter) ke dalam lubang kecil di
perut tersebut (disebut: urostomi). Atau urin bisa mengalir ke kantong plastik
kecil yang ditempatkan di bagian depan perut.
Jika rektum dan sebagian usus besar diangkat, sebuah cara
baru untuk melewati kotoran/feses diperlukan. Hal ini dilakukan dengan
kolostomi, yaitu dibuat lubang pembukaan di perut dimana kotoran dapat
dikeluarkan. Atau ahli bedah mungkin dapat menyambung kembali usus besar
sehingga tidak ada kantung di luar tubuh yang diperlukan. Jika vagina diangkat,
sebuah vagina baru yang terbuat dari kulit atau jaringan lain dapat
dibuat/direkonstruksi.
Diperlukan waktu lama, 6 bulan atau lebih, untuk pulih dari
operasi ini. Beberapa mengatakan butuh waktu sekitar 1-2 tahun untuk benar
benar menyesuaikan diri dengan perubahan radikal ini. Namun wanita yang pernah
menjalani operasi ini tetap dapat menjalani kehidupan bahagia dan produktif.
Dengan latihan dan kesabaran, mereka juga dapat memiliki gairah seksual,
kesenangan, dan orgasme.
Radioterapi untuk Kanker Serviks
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi
(seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya.
Sebelum radioterapi dilakukan, biasanya Anda akan mdnjalani pemeriksaan darah
untuk mengetahui apakah Anda menderita Anemia. Penderita kanker serviks yang
mengalami perdarahan pada umumnya menderita Anemia. Untuk itu, transfusi darah
mungkin diperlukan sebelum radioterapi dijalankan.
Pada kanker serviks stadium awal, biasanya dokter akan
memberikan radioterapi (external maupun internal). Kadang radioterapi juga
diberikan sesudah pembedahan. Akhir-akhir ini, dokter seringkali melakukan
kombinasi terapi (radioterapi dan kemoterapi) untuk mengobati kanker serviks
yang berada antara stadium IB hingga IVA. Yaitu, antara lain bila ukuran
tumornya lebih besar dari 4 cm atau bila kanker ditemukan telah menyebar ke
jaringan lainnya (di luar serviks), misalnya ke kandung kemih atau usus besar.
Radioterapi ada 2 jenis, yaitu radioterapi eksternal dan
radioterapi internal. Radioterapi eksternal berarti sinar X diarahkan ke tubuh
Anda (area panggul) melalui sebuah mesin besar. Sedangkan radioterapi internal
berarti suatu bahan radioaktif ditanam ke dalam rahim/leher rahim Anda selama
beberapa waktu untuk membunuh sel-sel kankernya. Salah satu metode radioterapi
internal yang sering digunakan adalah brachytherapy.
Brachytherapy untuk Kanker Serviks
Brachytherapy telah digunakan untuk mengobati kanker serviks
sejak awal abad ini. Pengobatan yang ini cukup sukses untuk mengatasi keganasan
di organ kewanitaan. Baik radium dan cesium telah digunakan sebagai sumber
radioaktif untuk memberikan radiasi internal. Sejak tahun 1960-an di Eropa dan
Jepang, mulai diperkenalkan sistem HDR(high dose rate) brachytherapy.
HDR brachytherapy diberikan hanya dalam hitungan menit.
Untuk mencegah komplikasi potensial dari HDR brachytherapy, maka biasanya HDR
brachytherapy diberikan dalam beberapa insersi. Untuk pasien kanker serviks,
standar perawatannya adalah 5 insersi. Waktu dimana aplikator berada di saluran
kewanitaan (vagina, leher rahim dan/atau rahim) untuk setiap insersi adalah
sekitar 2,5 jam. Untuk pasien kanker endometrium yang menerima brachytherapy
saja atau dalam kombinasi dengan radioterapi external, maka diperlukan total 2
insersi dengan masing-masing waktu sekitar 1 jam.
Keuntungan HDR brachytherapy adalah antara lain: pasien
cukup rawat jalan, ekonomis, dosis radiasi bisa disesuaikan, tidak ada
kemungkinan bergesernya aplikator. Yang cukup memegang peranan penting bagi
kesuksesan brachytherapy adalah pengalaman dokter yang menangani.
Efek Samping Radioterapi Ada beberapa efek samping dari
radioterapi, yaitu:
Kelelahan
Sakit maag
Sering ke belakang (diare)
Mual
Muntah
Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan
senggama menyakitkan
Menopause dini
Masalah dengan buang air kecil
Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
Rendahnya jumlah sel darah putih
Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)
Diskusikan dengan dokter atau perawat Anda tentang efek
samping yang mungkin Anda alami. Seringkali ada pengobatan atau metode lain
yang akan membantu. Karena merokok meningkatkan efek samping radioterapi, jika
Anda merokok maka Anda harus segera berhenti.
Kemoterapi untuk Kanker Serviks
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh
sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah
atau melalui mulut. Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke
seluruh tubuh. Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini
akan tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan,
dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuki:
Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat
mual/muntah)
Kehilangan nafsu makan
Kerontokan rambut jangka pendek
Sariawan
Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel
darah putih)
Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang
darah)
Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
Kelelahan
Menopause dini
Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)
Sebagian besar efek samping (kecuali untuk menopause dan
ketidaksuburan) berhenti ketika pengobatan selesai. Jika Anda memiliki masalah
dengan efek samping, bicarakan dengan dokter Anda atau perawat, karena
seringkali ada cara untuk membantu. Pemberian kemoterapi pada saat yang sama
seperti radioterapi dapat meningkatkan prospek kesembuhan pasien, tetapi dapat
memberikan efek samping yang lebih buruk. Tim dokter Anda akan mengawasi efek
samping ini dan dapat
ketika Anda sedang dalam fase pengobatan.
Jika Anda mengalami kemoterapi, baiknya pasangan Anda
menggunakan kondom. Ini hanya untuk berjaga-jaga saja, sejauh ini belum ada
cukup informasi mengenai efek samping kemo yang disalurkan melalui lendir
vagina.
Adalah baik bilamana Anda memberikan jeda waktu beberapa
minggu untuk pemulihan. Sesudah itu SEKS cukup aman. Seks tidak dapat membuat
kanker serviks Anda lebih parah atau meningkatkan risiko kambuhnya kanker.
Kanker serviks bukan penyakit menular sehingga pasangan Anda tidak perlu
khawatir.
Anda mungkin hanya memerlukan sedikit waktu untuk
beradaptasi dengan kondisi Anda sekarang. Kecemasan hanya akan menurunkan mood
untuk seks. Bila ini terjadi, bicarakanlah secara terbuka dengan pasangan Anda
dan cari jalan keluar bersama. Bila Anda berdua tidak menemukan kata sepakat,
ada baiknya mengunjungi seks therapist atau psikolog untuk berkonsultasi.
Jika hasil diagnosa kanker serviks menunjukkan bahwa Anda
terinfeksi virus HPV, maka sebaiknya pasangan Anda juga menjalani pemeriksaan
HPV dan menjalani pengobatan.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat dan tidak terkendali.[1]
Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan
sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam
International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.[2]
[sunting]
Patofisiologi
Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan
disregulasi hormon HGF dan onkogen Met, serta ekspresi berlebih enzim PTK-6.[3]
[sunting]
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi.
[sunting]
Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan
genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel
ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam
sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan
terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel
menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal
side-branching pada kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial
payudara, diperkirakan berperan sebagai aktivator lintasan tumorigenesis pada
sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan menginduksi
transkripsi regulator siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel
epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan
stimulasi hormon estrogen,[4] oleh karena estrogen merupakan hormon yang
mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada sel epitelial.[5] Selain itu,
progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel luminal dan morfogenesis
kelenjar.[6]
[sunting]
Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi
akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
[sunting]
Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi
pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti
simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression.[7]
Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil
induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi
dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi
tulang.
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks
protein yang mengandung kalsium dengan kristal hydroxyappatite sehingga
mekanisme yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks
ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinase matriks tidaklah
efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik
terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang
dimediasi oleh ekspresi VEGF.[7] VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang
bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti
angiostatin, sel endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui
pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi
dan membentuk tubulus.
[sunting]
Klasifikasi
Terdapat beberapa jenis sel kanker yang dapat terkultur pada
kanker payudara, yaitu sel MCF-7, sel T-47D, sel MDA-MB-231, sel MB-MDA-468,
sel BT-20 dan sel BT-549.
[sunting]
Histopatologi
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor,
kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:
Non-invasif karsinoma
Non-invasif duktal karsinoma
Lobular karsinoma in situ
Invasif karsinoma
Invasif duktal karsinoma
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya
Paget's Disease
[sunting]
Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil
penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita
pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke
organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya
dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk
menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang
dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen ,
USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara
untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah
stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh
UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC
(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer
Society dan American College of Surgeons).
[sunting]
Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size
atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening
regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor
T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah
operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara,
penilaian TNM sebagai berikut:
T (tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor primer
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran
ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau
bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar
tumor utama
N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di
ketiak/aksilla
N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat
digerakkan
N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka
(supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
M (metastasis), penyebaran jauh:
M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0: tidak terdapat metastasis jauh
M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga
faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai
berikut:
Stadium 0: T0 N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0
Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0
Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
Stadium III C: Tiap T N3 M0
Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
[sunting]
Genetik
[sunting]
Array-mikro DNA
Array-mikro DNA merupakan suatu metode yang diawali dengan
membandingkan sel normal dengan sel kanker dan melihat perbedaan yang terjadi
pada ekspresi genetik antara dua jenis sel. Walaupun perbedaan ekspresi genetik
tersebut belum tentu menunjukkan ciri khas onkogen sel kanker, namun beberapa
grup periset mempertimbangkan bahwa beberapa grup/kluster gen mempunyai
kecenderungan untuk meninggalkan jejak genetik pada sel lain hingga terjadi
ekspresi genetik yang sama, yang disebut profil genetik. Dengan demikian,
dinamika fungsional gen dan genom dapat diamati seperti proses transkripsi
mRNA, identifikasi domain pengikat dari protein asam nukleat, analisis
single-nucleotide polymorphism.[8]
Sejumlah profil genetik telah diajukan oleh berbagai pihak,
beberapa diantaranya adalah:
Profil genetik dari American Society of Clinical Oncology
yang menawarkan klasifikasi berdasarkan CA 15.3, CA 27.29, CEA, pencerap
estrogen, pencerap progesteron, pencerap faktor pertumbuhan epidermal-2,
aktivator plasminogen urokinase, penghambat aktivator plasminogen 1.[9]
Penggunaan kategori berikut sebagai dasar diagnosa juga dianggap belum cukup;
DNA/ploiditas dengan penggunaan sitometri, p53, cathepsin D, siklin E,
multiparameter assays tertentu, deteksi metastasis-mikro pada sumsum tulang dan
kadar sel tumor dalam sirkulasi darah.
Profil genetik yang disebut normal breast-like, basal, luminal
A, luminal B, dan ERBB2+.[10]
Subtipe berdasarkan ESR1/ERBB2 dengan profil ESR1+/ERBB2-,
ESR1-/ERBB2-, dan ERBB2+.[10]
[sunting]
Profil intrinsik Perou-Sørlie
Dari sudut pandang histologi, sel tumor payudara merupakan
jaringan kompleks yang terdiri dari berbagai jenis sel selain sel kanker.[11]
Untuk mendapatkan profil genetik dari sebuah tumor, perlu diketahui ekspresi
genetik khas dari tiap sel yang merupakan hasil transkripsi kluster gen
tertentu, kemudian dicari kesamaan kluster pada sel lain dari jenis yang
berbeda.
Pada profil intrinsik, ditemukan 8 kluster genetik yang
merupakan variasi sel-sel tertentu yang terdapat di dalam tumor.
Sel endotelial. Sebuah kluster gen merupakan ciri khas
ekspresi genetik sel endotelial, seperti CD34, CD31, faktor von Willebrand,
baik sel endotelial dari kultur HUVEC maupun HMVEC.
Sel stromal. Ekspresi protein dari sel stromal merupakan
kluster genetik yang teridentifikasi terlebih dahulu dan meliputi beberapa
isomer kolagen
Sel payudara normal maupun yang kaya akan adiposa dengan
kluster genetik meliputi fatty-acid binding protein 4 dan PPAR
Sel B, meninggalkan jejak genetik seperti ekspresi gen
berupa protein imunoglobulin saat melakukan infiltrasi dan memberikan variasi
pada kluster genetik seperti yang terjadi pada ekspresi sel RPMI-8226 dari
kultur mieloma multipel.
Sel T juga meninggalkan jejak genetik yang menjadi indikasi
aktivitas infiltrasi. Sebuah kluster geneteik meliputi kluster diferensiasi CD3
dan 2 subunit pencerap sel T ditemukan pada sel MOLT-4 dari kultur leukimia.
Makrofaga. Sebuah kluster genetik yang nampaknya merupakan
ciri khas makrofaga/monosit adalah ekspresi CD68, acid phosphatase 5, chitinase
dan lysozyme.
Terdapat dua jenis sel epitelial pada kelenjar ini, yaitu
sel basal atau sel mioepitelial, dan sel epitelial luminal. Banyak gen yang
hanya dimiliki oleh salah satu jenis sel ini dan jarang ditemukan gen yang
dimiliki oleh kedua sel. Kluster genetik sel basal meliputi keratin-5,
keratin-17, integrin-4 dan laminin. Sedangkan kluster genetik sel luminal
meliputi faktor transkripsi yang berkaitan dengan pencerap estrogen seperti
GATA-binding protein-3, X-box binding protein-1 dan hepatocyte nuclear
factor-3.
[sunting]
Lintasan onkogenik
Klasifikasi menurut lintasan onkogenik terbagi menjadi 4
subtipe yang disebut
luminal A yang disertai ekspresi pencerap hormon, baik
estrogen, progesteron maupun keduanya, dan tanpa ekspresi HER-2 (bahasa
Inggris: human epidermal growth factor receptor 2). Pada subtipe luminal A,
terjadi ekspresi berlebihan protein yang berperan dalam lintasan metabolisme
asam lemak dan lintasan transduksi sinyal selular yang menggunakan steroid,
khususnya melalui ekspresi pencerap estrogen.[12]
luminal B dengan pencerap hormon +, HER-2 +.
triple negative dengan pencerap hormon -, HER-2 -.
HER-2 over-expressing dengan pengecerap hormon -, HER-2 +.
Berdasarkan klasifikasi ini, hasil sampling dari 2.544 kasus
yang terjadi di Amerika, 73% didapati mengidap subtipe luminal A, 12% penderita
luminal B, 11% adalah kanker triple negative dan 4% merupakan jenis HER-2
over-expressing.[13]
Beberapa ahli lain menambahkan subtipe seperti;
basal-like dengan ekspresi berlebih protein yang berperan
pada proliferasi dan diferensiasi sel, lintasan p21 dan transduksi sinyal dalam
siklus sel pada checkpoint antara fase G1 dan fase S.[12]
basal A dengan lintasan ETS dan gen BRCA1.[14]
basal B dengan lintasan sel mesenkimal dan/atau sel
punca/sel progenitor
[sunting]
Gejala klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
[sunting]
Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara.
Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat
pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting
susu.
[sunting]
Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam
(retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema
hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau
timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar
dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
Pendarahan pada puting susu.
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor
sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke
tulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak,
bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo,
1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan
mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas
kulit payudara);
adanya nodul satelit pada kulit payudara;
kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula;
adanya edema lengan;
adanya metastase jauh;
serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu
ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar
getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila
melekat satu sama lain.
[sunting]
Keluarnya cairan (Nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu
secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila
terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang
wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan
encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting
susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan
cairan selain air susu.
[sunting]
Faktor-faktor penyebab
[sunting]
Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker
payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang
berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas,
menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama
pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan
pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara
anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya
umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya
perubahan klinis.
Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan
terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health
menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para
pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa
walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral,
wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi
untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive
terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau
menjadi ganas[15].
Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis,
fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker
payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2
kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan
dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi
terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta
perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet
terhadap terjadinya keganasan ini.
Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu
faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi
prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya
dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau
sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa
penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan
secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga
merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan
skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada
wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan
bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1,
yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi
kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70
tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi
di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun [16]
[sunting]
Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor
genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud
adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan
kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan
gen yang bersifat mensupresi tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan
kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
[sunting]
Pengobatan kanker
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya
banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
[sunting]
Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan
yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti
dengan pemberian radioterapi. Biasanya lulpectomy direkomendasikan pada pasien
yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
[sunting]
Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang
terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton,
1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung
menurun sebagai akibat dari radiasi.
[sunting]
Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker
atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang
bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel
kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
[sunting]
Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas
osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis
yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme
tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara
menuju tulang.[17] Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat
ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek
samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.[18]
CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi
cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[19] Molekul cAMP tersebut
terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang terhubung adenylate cyclase oleh
paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap
CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik berupa
17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat
pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan
proto-onkogen c-myc. Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi
polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.[20]
Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada
senyawa selain CT. Senyawa efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan
senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya
menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf
pada serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan
terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel
MDA-MB-231,[21] dan menghambat ekspresi mRNA uPA yang diperlukan sel MDA-MB-231
untuk invasi dan metastasis.[22] Walaupun demikian kalsitonin tidak mempunyai
efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel
MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt dan
mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2,[23] serta
meningkatkan aktivitas kaspase-3.[24]
[sunting]
Strategi pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam
tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan
milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling
efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan
deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan
antara lain berupa:
[sunting]
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat"
melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko
dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa
pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin
sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[25]
[sunting]
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki
siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan
sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini
terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki
akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan
terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan
mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan
melakukan cancer risk assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk
dilakukan mammografi setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun
sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker
payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas
SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan
mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%
[sunting]
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang
telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker
payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak
berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh
bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium
tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan
untuk mencari pengobatan alternatif.
Apa itu kanker payudara ?
Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel
di payudara. Hal ini terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi juga pada pria.
Anatomi Payudara Wanita
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana sel-sel ganas
terbentuk pada jaringan payudara. Mari kita pelajari struktur anatomi payudara
normal.
Gambar Anatomi Payudara
Payudara wanita terdiri dari kelenjar yang membuat air susu
ibu (disebut lobulus), saluran kecil yang membawa susu dari lobulus ke puting
(disebut duktus), lemak dan jaringan ikatnya, pembuluh darah, dan kelenjar
getah bening. Sebagian besar kanker payudara bermula pada sel-sel yang melapisi
duktus (kanker duktal), beberapa bermula di lobulus (kanker lobular), dan
sebagian kecil bermula di jaringan lain.
Sistem Getah Bening
Sistem getah bening adalah salah satu cara utama kanker
payudara menyebar. Sel-sel kanker payudara dapat memasuki pembuluh limfe dan
mulai tumbuh di kelenjar getah bening. Jika sel-sel kanker payudara telah
mencapai pembuluh getah bening di ketiak (node axilaris), tandanya adalah
pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak. Bila ini terjadi maka kemungkinan
besar sel-sel kanker juga masuk ke aliran darah dan menyebar ke organ tubuh
lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi opsi pengobatan kanker dari dokter Anda.
Benjolan Payudara Bukan Kanker
Kebanyakan benjolan yang terjadi pada payudara adalah bukan
kanker. Namun demikian, beberapa perlu diteliti dibawah mikroskop untuk
memastikan mereka bukan kanker.
Perubahan Fibrokistik
Kebanyakan benjolan di payudara ternyata hanyalah perubahan
fibrokistik. Istilah fibrokistik mengacu pada fibro dan kista. Fibrosis adalah
pembentukan jaringan parut, sedangkan kista adalah kantung berisi cairan.
Perubahan fibrokistik dapat menyebabkan payudara bengkak dan nyeri. Seringkali
terjadi sebelum periode menstruasi dimulai. Payudara dapat terasa kenyal dan
kadang keluar cairan bening/susu dari puting.
Jenis-jenis Kanker Payudara
Ada banyak jenis kanker payudara, namun beberapa di
antaranya sangat langka. Kadang suatu tumor payudara tunggal dapat merupakan
perpaduan dari jenis dibawah ini atau campuran antara kanker invasif dan in
situ.
Duktal Karsinoma in situ (DCIS): ini adalah tipe kanker
payudara non-invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam
duktus dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara
disekitarnya.
Sekitar 1 dari 5 kasus baru kanker payudara adalah DCIS.
Hampir semua wanita dengan kanker pada tahap awal ini dapat disembuhkan. Sebuah
mamografi seringkali adalah cara terbaik untuk deteksi dini DCIS.
Ketika terdiagnosa DCIS, ahli patologi biasanya akan mencari
area dari sel-sel kanker yang telah mati, disebut nekrosis tumor dalam sample
jaringan. Bila nekrosis ditemukan, maka tumor agaknya lebih bersifat agresif.
Istilah comedocarsinoma kadang digunakan untuk menjelaskan DCIS dengan
nekrosis.
Lobular karsinoma in situ (LCIS): Meskipun sebenarnya ini
bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe kanker payudara
non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak
berkembang melewati dinding lobulus.
Kebanyakan ahli kanker berpendapat bahwa LCIS sendiri sering
tidak menjadi kanker invasive, tetapi wanita dengan kondisi ini memiliki resiko
lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker payudara invasive pada payudara
yang sama atau berbeda. Untuk itu, mamografi rutin sangat disarankan. Invasif
(atau infiltrating) Duktal Karsinoma (IDC): Ini adalah kanker payudara paling
umum dijumpai. Bermula dari duktus, menerobos dinding duktus, dan berkembang ke
dalam jaringan lemak payudara. Pada titik ini, itu mungkin menyebar
(bermetastasis) ke organ tubuh lainnya melalui sistem getah bening dan aliran
darah. Sekitar 8 dari 10 kanker payudara invasive adalah jenis ini. Invasif
(infiltrating) Lobular Karsinoma (ILC): kanker ini dimulai dalam lobulus.
Seperti IDC, ia dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian lain dari tubuh.
Sekitar 1 dari 10 kanker payudara invasif adalah dari jenis ini. ILC lebih
sulit terdeteksi melalui mammogram daripada IDC.
Jenis-jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi
Kanker Payudara Terinflamasi (IBC): Jenis kanker payudara
invasif yang jarang terjadi ini, statistiknya adalah sekitar 1-3% dari semua
kasus kanker payudara. Biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau tumor.
Sebaliknya, IBC membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa hangat. Hal
ini juga membuat kulit payudara tampak tebal dan mengerut, seperti kulit jeruk.
Dokter biasanya baru mengetahui bahwa perubahan ini bukan disebabkan oleh inflamasi/peradangan
atau infeksi, tetapi karena sel-sel kanker telah memblokir pembuluh getah
bening di kulit. Payudara yang terkena biasanya lebih besar, kenyal, lembek
atau gatal. Pada tahap awal, jenis kanker ini kadang salah diartikan sebagai
infeksi payudara (mastitis) dan diobati dengan antibiotic. Bila tidak juga
membaik, biasanya dokter akan menyarankan biopsy. Karena tidak terjadi
benjolan, jenis ini biasanya tidak terdeteksi saat mammogram. Jenis kanker ini
biasanya cenderung menyebar dan kelihatannya lebih buruk daripada tipe IBC
ataupun ILC.
Penyakit Paget pada Puting: Jenis kanker payudara ini
dimulai pada duktus dan menyebar ke kulit puting dan kemudian ke areola
(lingkaran gelap di sekeliling putting). Jenis ini jarang terjadi (hanya
sekitar 1% dari semua kasus kanker payudara). Tandanya adalah kulit puting dan
areola pecah-pecah, bersisik, dan merah, dengan adanya area berdarah. Pasien
biasanya melihat adanya area yang seperti terbakar atau gatal.
Penyakit Paget seringkali diasosiasikan dengan DCIS, atau
lebih sering IDC. Pengobatannya seringkali memerlukan mastektomi. Jika DCIS
hanya ditemukan (tanpa kanker invasif), ketika payudara diangkat, harapan
sembuhnxa sangat baik.
Selasa, 20 Desember 2011
4 Makanan Penyebab Kanker
Adakah makanan yang bisa menyebabkan kanker, jawabnya belum
pernah ada kecuali cuma dugaan saja. Termasuk 4 makanan berikut ini yang bisa
memicu penyakit kanker.
Makanan Pemicu Kanker.
1. Sate.
Yang dimaksud adalah mengenai cara memasaknya. Memasak yang
kurang tepat bisa jadi pemicu kanker. Bila kita membakar daging (sate) di atas
api dengan suu tinggi, maka akan terbentuk senayawa HCA atau Amina
Heterosiklis.
HCA ini merupakan reaksi protein hewani selama proses
memasak dan diduga sebagai radikal bebas yang dapat mencetuskan sakit kanker.
Cara aman mengkonsumsi daging ya dimasak, dikukus, direbus
secara perlahan agar tidak menghasilkan HCA.
2. Teh Celup.
Yang dimaksud bukan tehnya, namun pembungkus teh celup
tersebut yang biasanya terbuat dari bahan yang mengandung klorin.
Klorin adalah suatu zat kimia yang biasa digunakan pada
industri kertas sebagai pemutih dan disinfektan kertas. Nah, klorin yang
terdapat dalam pembugkus teh celup tadi larut dan jumlahnya besar, kemungkinan
bisa memicu kanker.
Cara amannya adalah dengan mencelupkan teh celup tidak lebih
dari 3 menit kemudian diambil dari gelasnya.
3. Makanan yang Diawetkan.
Diduga, sodium nitrat akan terdapat dalam semua makanan yang
mengandung pengawet yang berperan membentuk komponen N-Nitroso semacam zat
karsinogenik.
4. Pemanis Buatan atau Aspartame.
Aspartame merupakan suatu pemanis buatan rendah kalori yang
biasa digunakan sebagai pengganti gula untuk penderita diabetes,sebagai pemanis
pada berbagai makanan dalam kemasan.
Cara aman ya pilih saja pemanis buatan yang sudah diapprove
oleh pemerintah.
Cara Mencegah Kanker.
Selain hati-hati terhadap makanan yang akan dikonsumsi
(selektif), cara terbaik lain adalah:
1. Menjaga pola hidup sehat dan seimbang.
2. Hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan alkohol.
3. Jangan terlalu banyak mengkonsumsi makanan berpengawet.
4. Mengkonsumsi sayuran hijau.
5. Mengkonsumsi buah yang banyak mengandung vitamin A, Beta
Karoten, C dan vitamin E.
Kanker hati, Kanker kandung kemih, Kanker lambung, Kanker
mulut rahim, Kanker payudara, Kanker prostat, Kanker tenggorokan, tumor
Ditulis oleh Redaksi chem-is-try.org pada 26-05-2009
Kanker termasuk penyakit yang menakutkan dan merupakan momok
bagi banyak orang setelah penyakit jantung. Bagaimana tidak, sudah banyak nyawa
lepas akibat penyakit yang dapat menyerang siapa saja ini. Apa sih kanker itu?
Bagaimana penyakit ini bisa tumbuh dan berkembang di dalam tubuh kita? Dan, apa
pula penyebabnya? Bisakah kita menghindarinya? Yuk, kita simak penjelasan
berikut ini.
Gen akan bekerja dengan baik jika tubuh dalam keadaan sehat.
Gen ini bertugas mengatur pembelahan sel di dalam tubuh dan memastikan bahwa
sethap sel baru adalah replikasi induknya. Sel baru akan menggantikan sel yang
mati atau rusak. Jika terjadi ketidaknormalan pada waktu proses pembelahan dan
pembaharuan sel, maka akan terbentuk sel abnormal berupa benjolan yang disebut
tumor. Pada waktu sel abnormal ini tumbuh, pembuluh darah dengan sendirinya
akan memberikan pasokan gizi kepada tumor. Akibatnya, tumor tumbuh makin subur.
Lama kelamaan tumor akan merajalela dengan cara menyerang jaringan yang sehat
dan menyebar yang disebut tumor ganas atau kanker.Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan sel abnormal di dalam tubuh, diantaranya adalah:
Faktor genetik : Seseorang yang memiliki riwayat (keturunan)
penyakit kanker mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit ini, dibanding
seseorang yang tidak memiliki riwayat.
Faktor kekebalan (imunistas) : Di dalam tubuh yang sehat
sistem kekebalannya mampu mengenali sel asing dan memusnahkannya. Tetapi jika
sistem imunitas di dalam tubuh memiliki masalah, maka akan mempengaruhi
pengenalan terhadap sel asing, sehingga sel tumor akan berkembang dan tumbuh
dengan bebas.
Faktor makanan : Menurut penelitian, 80-90% penyebab
berbagai kanker berkaitan dengan makanan. Beberapa makanan jika dikonsumsi
secara berlebih dapat menjadi pencetus munculnya sel kanker. Misalnya, makanan
yang diasap, makanan yang diasinkan atau diacar, makanan yang diawetkan, dan
makanan yang banyak mengandung bahan-bahan kimia lainnya (zat pewarna dan
perasa buatan).
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti
karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik
dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko
terjadinya kanker, sebagai berikut :
Faktor keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko
lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga
lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker
payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai
contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika
ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.
Faktor Lingkungan
- Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru
- paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.
- Sinar Ultraviolet dari matahari
- Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan
dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan
ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang
yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II,
berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti Leukemia.
Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain
penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan
yang dapat menyebabkan kanker adalah :
- Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung
- Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih
tinggi terhadap kanker kerongkongan.
- Zat pewarna makanan
- Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada
makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.
- Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara
berlebihan.
Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara
lain :
- Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis)
agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
- Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem
pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)
- Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
- Virus Epstein - Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma
Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
- Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan
limfoma dan kanker darah lainnya.
Infeksi
- Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker
kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun
penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.
- Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas
dan saluran empedu.
- Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin
merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera
dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus
sel.
Faktor perilaku
- Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum
minuman beralkohol.
- Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia
dini dan sering berganti ganti pasangan.
Gangguan keseimbangan hormonal
Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang
cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi
terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. - Ada kecenderungan bahwa kelebihan
hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko
kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah
zakar pada pria.
Faktor kejiwaan, emosional
- Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan
seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana
sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan
kanker.
Radikal bebas
- Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul
yang mempunyai electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya.
Sumber - sumber radikal bebas yaitu :
1. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari
proses metabolisme.
2. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk
racun-racun kimiawi dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar
ultraviolet dari matahari.
3. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu
kita makan berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam
keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis,maupun
biologis.
5 Jenis Makanan Penyebab Kanker Payudara
Posted by Admin on July 15, 2011 in Kanker Payudara | 1
Comment
Pada dekade pertama abad ke-21, para peneliti menemukan
adanya hubungan antara jenis makanan dengan kanker payudara. Jenis
makanan/minuman tertentu seperti daging, lemak, alkohol, kafein, dan produk
kedelai disebut-sebut sebagai jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker
payudara.
Beberapa ahli sepakat bahwa kanker payudara seperti halnya
jenis kanker lainnya disebabkan oleh faktor gaya hidup yang tidak sehat,
termasuk di dalamnya adalah mengkonsumsi makanan-makanan yang sulit dicerna
tubuh dan menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak biasa.
Tapi meskipun demikian, para peneliti juga menyebutkan bahwa
tidak ada makanan tunggal yang terbukti secara langsung menyebabkan kanker
payudara.
Oleh karenanya para wanita disarankan untuk menjalani gaya
hidup yang sehat dan menghindari atau mengurangi mengkonsumsi makanan-makanan
yang dapat memicu kanker payudara.
Berikut ini beberapa jenis makanan penyebab kanker payudara
sebagaimana dikutip dari American Cancer Society.
Alkohol
Menurut American Cancer Society, kebiasaan mengkonsumsi
alkohol dan minuman keras akan meningkatkan resiko terkena kanker payudara.
Bahkan, ACS menyarankan bahwa wanita-wanita yang rentan terhadap kanker
payudara agar menahan diri dari minuman beralkohol. Jangan mengkonsumsi lebih
dari satu gelas minuman beralkohol setiap hari. Bahkan dengan hanya meminum
beberapa gelas alkohol setiap minggu sudah dapat menyebabkan kanker payudara di
usia tua. 1,5 ons minuman keras, 5 ons gelas anggur, dan 12 ons bir setara
dengan satu gelas minuman beralkohol.
Kafein
Ada anggapan yang menyebutkan bahwa minuman berkafein,
seperti kopi adalah salah satu penyebab kanker payudara. American Society
menyatakan bahwa pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Kafein, tidak menyebabkan
kanker tetapi meningkatkan resiko tumor payudara jinak (non-kanker), atau
dikenal juga dengan sebutan benjolan fibrokistik.
Lemak
Diet tinggi lemak, terutama lemak jenuh adalah jenis makanan
yang menyebabkan kanker payudara. Menurut Cancer Research UK, meskipun
resikonya kecil tapi diet yang tinggi lemak mengandung lebih banyak kalori,
yang cenderung menyebabkan obesitas atau kegemukan yang secara langsung dapat
dikaitkan dengan kanker payudara.
Daging
Menurut Cancer Research UK, jenis daging dan cara memasaknya
adalah faktor-faktor pencetus kanker payudara, apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan. Daging
merah, seperti daging sapi, dan daging yang digoreng adalah penyebab kanker
payudara. Disarankan untuk mengkonsumsi daging putih seperti daging ikan dan
dada ayam.
Kedelai
Makanan dari kedelai merupakan alternatif makanan yang
terbuat dari hewan. Tapi American Cancer Society memperingatkan bahwa
mengkonsumsi produk kedelai dalam jumlah yang banyak dari waktu ke waktu dapat
meningkatkan resiko kanker payudara. Hormon estrogen-phytochemical, yang
ditemukan dalam kedelai disebut-sebut berkaitan dengan tumbuhnya sel kanker
payudara. Wanita yang sudah memiliki kanker payudara harus menghindari produk
kedelai, karena dapat memperburuk kondisi mereka.
Pencegahan dan Solusi Kanker Payudara
Gejala kanker payudara sulit di deteksi sejak dini dan
kebanyakan baru ketahuan setelah sel-sel kanker telah menyerang organ tubuh
yang lain sehingga sulit di sembuhkan. Pengobatan kanker payudara dilakukan
dengan pembedahan dan kemoterapi yang berdampak negatif secara fisik dan mental
bagi para wanita penderita.
Untuk itu, hal terbaik yang harus dilakukan seorang wanita
untuk melindungi dirinya dari kanker payudara adalah dengan menjalani gaya
hidup yang sehat, termasuk diet yang baik dan olahraga yang cukup. Jenis
makanan tertentu telah terbukti dapat mengurangi risiko kanker payudara seperti
produk susu rendah lemak, mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, dan
mengkonsumsi makanan dengan serat yang tinggi.
Terlalu gemuk juga tidak baik bagi kesehatan dan
mempertinggi resiko terkena kanker payudara. Menurut Cancer Research UK,
obesitas atau kegemukan memiliki kaitan yang erat dengan kanker payudara.
Wanita yang memiliki berat badan berlebih dianjurkan untuk menurunkan berat
badan untuk membantu mencegah kanker payudara, dan masalah kesehatan lainnya.
Pemicu Kanker dari Makanan
Banyak Bahan Penyebab Kanker di sekitar kita.. Ada formalin,
boraks, dan zat kimia lain, berbagai senyawa dalam makanan, aneka polutan dan
banyak lagi. Kenali zat-zat itu dan hindari pemakaiannya, agar kita awet sehat.
Kecerobohan dan ketidaktahuan seringkali membahayakan
kesehatan kita sendiri. Sudah tahu kalau formalin adalah bahan pengawet mayat,
orang tetap nekat memakainya, mengawetkan susu kedelai, mempercepat pengeringan
ikan asin dan sebagainya. Bahan pewarna pakaian juga dignakan untuk mempercerah
penampilan kerang basah, terasi, serta berbagai macam jajanan. Sementara boraks
digunakan untuk pengawet makanan seperti mi, bakso, dan kerupuk. "Biar
kenyal, Mas," ujar penjual bakso di sebuah pasar di Jakarta Selatan kepada
SENIOR.
Di dalam formalin terkandung formaldehid dalam air, yang
menurut Agency for Toxic Substances and Disease Registry, Amerika Serikat,
berfungsi sebagai disinfektan (penyuci atau pembasmi hama).
Bahan ini seharusnya digunakan untuk industri plastik, busa,
resin untuk kertas, karpet, tekstil, cat dan furnitur. Zat ini sangat iritatif
serta mampu menimbulkan luka bakar, bahkan bisa mematikan.
Boraks juga merupakan bahan antibakteri dan antijamur yang
lazim digunakan untuk urusan di luar tubuh. Bahan ini biasanya dipakai untuk
pengawet pada industri kayu dan produk antiseptik toilet.
Bisa kita bayangkan bila bahan-bahan itu masuk ke dalam
tubuh, lalu menyebar lewat pembuluh darah. Organ-organ tubuh pun akan teracuni
dan terutama ginjal serta hati harus bekerja ekstra keras. Akibatnya, organ ini
bisa mengalami kerusakan. Repotnya lagi, sel-sel tubuh akan bermutasi akibat
senyawa asing dan muncullah kanker.
Butuh waktu lama
Penelitian atas efek mutagen serta karsinogen (penyebab
kanker) berbagai zat kimia tambahan pada makanan yang sudah berlangsung sejak
tahun 1949 di AS membuktikan, sekitar 98 persen senyawa mutagen juga
karsinogenik.
Sekarang memang berkeliaran senyawa pemicu mutasi sel atau
senyawa mutagen yang bisa berubah menjadi sel kanker pada makanan yang kita
konsumsi, tetapi terjadinya mutasi sel tidak secept yang dibayangkan. Karena
itu, gejala kanker tidak terjad dalam sekejab. Prof Ali Khomsan guru besar
Jurusan Gizi Keluarga IPB, menyebutkan bahwa kanker berkembang sangat lambat
dalam tubuh manusia. Setidaknya dibutuhkan waktu 5-10 tahun setelah seseorang
berkontak dengan bahan karsinogenik (pemicu kanker).
Berubahnya sifat genetik suatu sel yang disebabkan oleh
perubahan, struktur molekul, atau urutan nukleotida yang menyusun gen atau
mutasi ini tejradi sekali dari sejuta kejadian. Selain butuh waktu lama,
menurut Dr. Asrul Harsal, Sp,PD-KHOM, dari RS Kanker Dharmais, penyebab kanker
sebenarnya bersifat kompleks. Sebagian kanker muncul akibat kondisi lingkungan
luar seperti asap rokok, polusi udara, sinar ultra violet, cemaran pestisida
dan lainnya. Karena itu, tegas Prof, Ali, sebenarnya untuk menyebutkan apakah
suatu zat menyebabkan kanker tidaklah mudah. Perlu percobaan pada binatang
lebih dahulu, setidaknya sampai dua-tiga tahun. Baru setelah itu, kita bisa
yakin bahwa zat tersebut menyebabkan kanker.
Namun, bisa jadi pada hewan tertentu zat tersebut
menimbulkan kanker,, sementara pada hewan lain tidak. Demikian juga pada
manusia. Belum tentu pada hewan percobaan suatu zat menyebabkan kanker, lalu
pada manusia dengan sendirinya akan menimbulkan kondisi serupa.
Sebagai contoh senyawa akrilamid yang bisa ditemukan pada
keripik kentang, sereal, roti kering (makanan yang diolah dengan suhu tinggi).
Berdasar penelitian pada hewan, akrilamid dapat dikategorikan sebagai penyebab
kanker. Namun hasil riset para peneliti dari Harvard School of public Health
dan Karolinska Institute di Stokholm, Swedia, yang dimuat dalam British,
Journak of Cancer edisi Selasa, 28 Januari 2003, belum ada fata sahih yang
menunjukkan bahwa akrilamid dalam makanan berpotensi memicu kanker pada
manusia, meski dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Bau Tengik
Meski beberapa senyawa tambahan itu belum tentu menyebabkan
kanker bagi manusia, Prof Ali menyarakan agar kita tetap hati-hati dengan
potensi karsinogennya. Kita juga perlu mengenalinya karena konsumsi dalam
jangka panjang tetap saja membahayakan tubuh.
Beberapa senyawa pemicu kanker bisa muncul karena memang
ditambahkan pada makanan, seperti kasus boraks dan formalin, sebaiknya, kita
juga harus waspada karena senyawa pemicu kanker bisa terkandung secara alami
dalam makanan. Berbagai senyawa pemicu kanker alami yang layak kita waspadai
misalnya hydrazine pada jamur (jamur merang, jamur kuping, dan lain-lain). Juga
pada jamur champignon (Agaricus bisporus) atau jamur kancung yang mengandung
300 mg agaritine atau 4-hydroxymethylphenylhydrazine per 100 gramnya.
Pada proses metabolsime, agaritine berubah menjadi turunan
diazonium dan sifatnya sangat karsinogenik. Pada sebuah uji coba, agaritine
sebanyak 400 nanogram per 100 gram bisa menimbulkan 30 persen tumor lambung
pada tikus. Pada kentang berwarna hijau yang mengandung glikoalkaloid, terdapat
dua senyawa yang bersifaat karsinogen, yakni solanin dan chaconine. Kedua
senyawa ini menyebabkan kentang menjadi beracun. Yang tidak kita ketahui adalah
munculnya hidrogen peroksida (H202), yang dihasilkan oleh Quinon dan beberapa
prekursor fenol dari apel, pisang, roti panggang dan makanan lain yang telah
berwarna cokelat karena terlalu lama disimpan. Hal ini mengakibatkan terjadinya
oksida lemak dalam membran sel dan menyebabkan kerusakan DNA. Cemaran mutagen
lain yang sering timbul bila bahan makanan lama tidak dimanfaatkan adalah
senyawa aflatoksin. Senyawa ini muncul akibat makanan tercemar sejenis jamur
Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus, serta asam lemak bebas hasil
oksidasi lemak (atau tercampur jamur tertentu). Tanda-tanda munculnya senyawa
ini adalah abu tengik, misalnya pada jagung, kacang tanah, keju, bumbu pecel
dan selai kacang. Kalau sudah begini, buang semua makanan itu, jangan
sekali-kali mengonsumsinya. Beberapa jenis jamur yang menghasilkan racun
karsiogenik biasanya berwarna mencolok, biru atau merah. Baunya pun menyengat.
Yang alami saja
Bisa jadi masih banyak bahan makanan lain yang mengandung
senyawa bersifat karsinogen, Menurut Program Idrus Jus'at MSc, Ph,D, Ketua
Program Studi Ilmu Gizi Universitas Indonesia Esa Unggul, menghindari makanan
olahan (yang sudah dikemas) adalah langkah terbaik mengurangi risiko terpapar
zat pemicu kanker tersebut. Anda bisa mengasup makanan yang diolah secara
sederhana dan diolah sendiri bila ingin sehat. Konsumsi bahan alami seperti
sayur dan buah perlu diperbanyak. Penglahan paling sederhana dan sangat baik,
yakni merebus kurang darilima menit tanpa tambahan apa pun. "Itu langkah
paling aman," kata Idrus. Meski kelihatannya tidak nikmat, sayuran memiliki
rasa yang bisa membantu meningkatkan selera makan. Labu siam misalnya, bila
hanya direbus tanpa tambahan apapun, rasanya manis.
Langkah lain yang bisa ditempuh adalah menghindari makanan
berlemak tinggi seperti daging. Tubuh kita pada dasarnya didesain untuk
menikmati sayur dan buah, bukang daging. Terbukti dari panjangnya usus kita.
Hewan pemakan daging memiliki usus yang lebih pendek daripada manusia. Yang
juga penting, sebaiknya hindari makanan berpengawet, berpewarna, dan perpenguat
rasa. Semua itu mudah kita temui pada makanan instan dan makanan kemasan lain.
"Konsumsi makanan alami saja, lebih menyehatkan," ujarnya.
Sumber : Senior
Tidak ada komentar:
Posting Komentar